Minggu, Mei 11, 2008

PENGELOLAAN KELAS

PENGELOLAAN KELAS

1. Pengertian Pengelolaan Kelas

Pengelolaan kelas terdiri dari dua kata yaitu pengelolaan dan kelas. Pengelolaan (manajemen) dalam pengertian umum menurut Suharsini Arikunto adalah pengadministrasian, pengaturan atau penataan suatu kegiatan. Sedangkan kelas menurut Oemar Hamalik adalah suatu kelompok orang yang melakukan kegiatan belajar bersama yang mendapat pengajaran dari guru.

Secara etimologis, pengelolaan kelas ialah usaha guru untuk menciptakan, memelihara dan mengembangkan iklim belajar yang kondusif (Udin S. Winataputra). Pengertian ini sejalan dengan pengertian yang dikemukakan oleh Winzer yang menyatakan bahwa pengelolaan kelas adalah cara-cara yang ditempuh guru dalam menciptakan lingkungan kelas agar tidak terjadi kekacauan dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencapai tujuan akademik dan social.

2. Tujuan Pengelolaan Kelas

Tujuan pengelolaan kelas pada hakikatnya telah terkandung dalam tujuan pendidikan. Secara umum tujuan pengelolaan kelas adalah menyediakan fasilitas bagi bermacam-macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan social, emosional, dan intelektual dalam kelas. Fasilitas yang disediakan itu memungkinkan siswa belajar dan bekerja, tercapainya suasana social yang memberikan kepuasan, suasana disiplin, perkembangan intelektual, emosional dan sikap serta apresiasi pada siswa.

Suharsini Arikkunto berpendapat bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah agar setiap anak didik di kelas dapat belajar dan bekerja dengan tertib sehingga segera tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien.

3. Penataan Lingkungan Kelas

Guru adalah seorang pendidik, pembimbing, pelatih, dan pemimpin yang dapat menciptakan iklim belajar menarik, aman, nyaman dan kondusif di kelas, keberadaannya ditengah-tengah siswa dapat mencairkan suasana kebekuan, kekakuan dan kejenuhan belajar yang terasa berat diterima oleh para siswa. Iklim yang tidak kondusif akan berdampak negative terhadap proses pembelajaran dan sulitnya tercapai tujuan pembelajaran, siswa akan merasa gelisah, resah, bosan dan jenuh. Sebaliknya iklim belajar yang kondusif dan menarik dapat dengan mudah tercapainya tujuan pembelajaran, dan proses pembelajaran yang dilakukan menyenangkan bagi peserta didik.

Lingkungan belajar yang aman, nyaman dan tertib, optimalisme merupakan harapan yang tinggi bagi seluruh warga sekolah, kesehatan sekolah, serta kegiatan-kegiatan yang terpusat pada peserta didik merupakan iklim yang dapat membangkitkan gairah, semangat dan napsu belajar.

Dalam implementasi kurikulum 2004, para ahli menyarankan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan akademik, baik secara fisik maupun nonfisik lingkungan fisik merupakan kondisi belajar yang harus didukung oleh berbagai sarana, laboratorium dan media lain. Lingkungan nonfisik memiliki peran yang besar juga dalam mempengaruhi kondisi belajar, terutama pengaturan lingkungan belajar, penampilan, sikap guru, hubungan harmonis antara guru dan peserta didik, peserta didik dengan guru, dan sesame peserta didik itu sendiri,serta organisasi dan bahan pembelajaran secara tepat, sesuai dengan kemampuan dan perkembangan peserta didik.

a. Penataan Lingkungan Fisik Kelas

Lingkungan fisik kelas yang baik adalah ruangan kelas yang menarik, efektif dan mendukung siswa dan guru dalam proses pembelajaran. Kelas yang tidak ditata dengan baik akan menjadi penghambat bagi siswa dan guru dalam proses pembelajaran. Penataan tempat duduk yang mengganggu lalu lintas selama kegiatan pembelajaran, dan penempatan barang-barang yang tidak sesuai dengan fungsinya, dapat menghambat berlangsungnya proses pembelajaran. Agar proses pembelajaran berlangsung dengan baik, guru harus menata tempat duduk dan barang-barang yang ada di ruangan kelas sehingga dapat mendukung dan memperlancar proses pembelajaran.

Tujuan utama penataan lingkungan fisik kelas adalah mengarahkan kegiatan siswa dan mencegah munculnya tingkah laku siswa yang tidak yang tidak diharapkan melalui penataan tempat duduk, perabot, dan barang-barang lainnya yang ada di dalam kelas, sehingga memungkinkan terjadinya interaksi aktif antara siswa dan guru serta antar siswa, dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu penataan kelas harus memungkinkan guru dapat memantau semua tingkah laku siswa sehingga dapat dicegah munculnya masalah disiplin. Melalui penataan kelas, diharapkan siswa dapat memusatkan perhatiannya dalam proses pembelajaran dan akan bekerja secara efektif.

Menurut Louisell, ketika menata lingkungan fisik kelas, guru harus mempertimbangkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Visibility (keleluasan pandangan), artinya penempatan atau penataan barang-barang di dalam kelas tidak mengganggu pandangan siswa sehingga mereka secara leluasa dapat memandang guru, benda, atau kegiatan yang sedang berlangsung.

2. Accebility (mudah dicapai), artinya barang-barnag atau alat-alat yang biasa digunakan oleh siswa dalam proses pembelajaran mudah dijangkau.

3. Fleksibilitas (keluwesan), artinya barang-barang yang ada di dalam kelas hendaknya mudah untuk ditata dan dipindah-pindahkan sesuai dengan tuntutan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan oleh siswa dan guru.

4. Kenyamanan, baik bagi siswa maupun bagi guru sendiri.

5. Keindahan, berkenaan dengan usaha guru menata ruangan kelas yang menyenangkan dan kondusif bagi kegiatan pembelajaran. Ruangan kelas yang indah dan menyenangkan, berpengaruh positif terhadap sikap dan tingkah laku siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan.

b. Penataan Lingkungan Psiko-Sosial Kelas

Iklim psikososial kelas berkenaan dengan hubungan social pribadi antara guru dan siswa, serta antar siswa itu sendiri. Hubungan yang haronis antara guru dan siswa, serta antar siswa akan dapat menciptakan iklim psiko social kelas yang sehat, dan efektif bagi berlangsungnya proses pembelajaran.

Berkenaan dengan pengelolaan iklim psiko social kelas, Bandura menyatakan bahwa keberhasilan guru dalam mengelola iklim psiko social kelas dipengaruhi oleh karakteristik guru itu sendiri. Berikut beberapa karakteristik yang harus dimiliki guru demi terciptanya iklim psiko social kelas yang efektif bagi kelangsungan proses pembelajaran.

a. Disukai oleh siswanya

b. Memiliki persepsi yang realistik tentang dirinya dan siswanya.

c. Akrab dengan siswa dalam batas hubungan guru-siswa

d. Bersikap positif terhadap pertanyaan/respon siswa

e. Sabar, teguh dan tegas

Karena begitu pentingnya pengelolaan kelas, baik yang berkaitan dengan lingkungan fisik kelas maupun psiko sosial kelas, maka diharapkan seorang guru memahami hal ini semua.


Tidak ada komentar: