Minggu, Mei 11, 2008

Selayang Pandang Darussalam Ciamis

1 LINTASAN SEJARAH

Di antara visi dan misi Pondok Pesantren Darussalam yang terpenting adalah mencerdaskan kehidupan bangsa/umat. Visi dan misi ini diimplementasikan ke dalam tujuan, sistem, dan organisasi pendidikan yang diselenggarakan di pondok pesantren ini. Melalui sejarahnya yang panjang (berdiri tahun 1929, oleh K.H. Ahmad Fadlil), kini Pondok Pesantren Darussalam telah berkembang dan mencapai kemajuan yang amat menggembirakan. Pondok pesantren yang pada awal berdirinya hanya memiliki sebuah rumah tempat tinggal kiai, sebuah masjid dan sebuah asrama (pondok) yang sangat sederhana, kini telah memiliki fasilitas bangunan yang relatif lengkap dan beberapa diantaranya cukup megah.

Pada masa awal berdirinya Pesantren Darussalam hanya menyelenggarakan pendidikan “pengajian” dengan menggunakan kitab-kitab Islam klasik; tetapi sejak tahun 1967 mulai dirintis penyelenggaraan sistem pendidikan modern, dan sampai saat ini semua jenjang pendidikan dari mulai Taman Kanak-kanak/TK (di Pesantren Darussalam disebut Raudhatul Athfal/RA) hingga Perguruan Tinggi telah ada di pesantren ini.

Sejarah Perkembangan

Pondok Pesantren Darussalam didirikan sebelum negeri ini merdeka, tepatnya pada tahun 1929 di sebuah dusun bernama Dusun Cidewa, Desa Dewasari, Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis Jawa Barat. Pada sat didirikannya, pesantren ini tentu saja amat sederhana. Sarana dan prasarana yang dimilikinya pun amat minim, yaitu sebuah mesjid dan sebuah asrama yang sangat sederhana.

Pada saat itu, sebagaimana pesantren-pesantren lain, para santri di Pesantren Darussalam diharuskan mengikuti Undang-undang Ordonansi Belanda yang membatasi materi dan kitab-kitab teks pengajian. Para santri tidak bisa leluasa untuk mengkaji materi-materi dan kitab-kitab tertentu. Kendati demikian, pembatasan yang dilakukan oleh pemerintah Hindia Belanda tersebut tidak mengurangi minat para pemuda untuk belajar di pesantren-pesantren, termasuk di Pesantren Darussalam (Pesantren Cidewa waktu itu), hingga pada saat itu jumlah santri di pesantren ini mencapai kurang lebih 400 orang santri putera (belum menerima santri puteri).

Dengan jumlah santri yang relatif banyak untuk ukuran waktu itu, wajar bila Pesantren ini selalu diawasi dan menjadi pusat perhatian Pemerintah Kolonial Belanda. Setelah bangsa Indonesia merdeka, sedikit demi sedikit mengembangkan berbagai sarana dan fasilitas pendidikan yang diperlukan oleh para santri. Di samping peningkatan fasilitas dan sarana pendidikan untuk santri, hal yang sangat penting adalah pengembangan sistem pendidikannya. Ketika di banyak pondok pesantren lain masih mengkhususkan aktivitas pendidikannya pada pengajian kitab, Pesantren Darussalam mulai merintis untuk menyelenggarakan pendidikan formal. Maka sejak dasa warsa enam puluhan, Pesantren Darussalam mulai memodernisasikan sistem pendidikannya dengan mendirikan lembaga-lembaga pendidikan formal.

Lembaga pendidikan formal yang pertama didirikan adalah Raudhatul Athfal (Taman Kanak-kanak) pada tahun 1967, kemudian pada tahun 1968 berdiri Madrasah Ibtidaiyah/MI (setingkat SD) dan Madrasah Tsanawiyah/MTs (setingkat SLTP), dan selanjutnya pada tahun 1969 berdiri Madrasah Aliyah (setingkat SLTA), yang selanjutnya dijadikan Madrasah Aliyah Negeri atas permintaan Departemen Agama dan selama Departemen Agama belum menyediakan dana untuk keperluan itu, maka penyelenggaraannya diserahkan kepada Pondok Pesantren Darussalam.

Alhamdulillah sampai saat ini Madrasah Aliyah di Pesantren Darussalam telah mengalami perkembangan yang amat menggembirakan, terutama sejak Departemen Agama menetapkan Pesantren Darussalam sebagai salah satu penyelenggara Madrasah Aliyah Program Khusus (MAPK), yang akhirnya diganti dengan nama Madrasah Aliyah Keagamaan (MAK).

Melihat potensi santri Pondok Pesantren Darussalam dan juga keadaan masyarakat di Kabupaten Ciamis yang cukup menggembirakan, maka pada tahun 1970 di Pondok Pesantren Darussalam berdiri Perguruan Tinggi Islam pertama di Kabupaten Ciamis, dengan nama Fakultas Syari’ah Darussalam Ciamis Jawa Barat, sebagai cikal bakal berdirinya Institut Agama Islam Darussalam (IAID).

Sampai saat ini, Institut Agama Islam Darussalam (IAID) telah memiliki tiga fakultas, yaitu Fakultas Syari’ah, Fakultas Tarbiyah, dan Fakultas Dakwah; 3 Program, yaitu Program D-2 PGTK/RA, D-2 PGSD/MI, dan Program Pascasarjana (S-2) Program Studi Pendidikan Islam.

Berkembang dengan Visi yang Jelas

Menyadari pentingnya visi yang jelas dalam suatu lembaga pendidikan, maka Pesantren Darussalam menetapkan enam visinya sebagai salah satu instrumen penting dalam penyelenggaraan sebuah lembaga pendidikan. Enam visi Pesantren Darussalam, yaitu menjadi lembaga pendidikan Islam yang mampu menghasilkan santri yang:

1. Menguasai ilmu-ilmu Bahasa Arab, ilmu-ilmu agama Islam, dan ilmu-ilmu Bantu lainnya,

2. Berwawasan mondial,

3. Memahami dan mengapresiasi ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek),

4. Memiliki kepedulian yang tinggi terhadap pengembangan akhlak bangsa,

5. Memiliki kepedulian yang tinggi terhadap masalah-masalah lingkungan hidup, dan

6. Berwawasan kerakyatan dan peduli terhadap kemajuan serta kesejahteraan bangsa Indonesia.

Visi Pesantren Darussalam itu mengisyaratkan perlu adanya pemikiran ulang yang bersifat strategis tentang misi dan tujuan yang ingin dicapai oleh Pesantren Darussalam dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang maju, mandiri, adil, sejahtera, dan diridhai oleh Allah SWT.

Dengan enam visi itulah Pesantren Darussalam menapaki jalan menuju terwujudnya sistem pendidikan pondok pesantren yang modern tanpa kehilangan jati dirinya sebagai lembaga pendidikan Islam.

Mengembangkan Misi Pendidikan Islam

Selain visi yang merupakan salah satu landasan pengembangan pendidikan, Pesantren Darussalam juga mengemban misi sebagai pendidikan Islam, yang dirumuskan dalam lima misi penting dan strategis. Lima misi Pesantren Darussalam tersebut difokuskan pada penyelenggaraan pendidikan Islam, yang dirumuskan dalma lima misi penting dan strategis. Lima misi Pesantren Darussalam tersebut difokuskan pada penyelenggaraan pendidikan, pengkaderan, dan dakwah yang multidimensional, yaitu:

1. Menggelorakan semangat pemurnian ajaran Islam sesuai dengan ajaran Ahlussunnah wal Jama’ah yang bersumber pada al-Qur’an dan as-Sunnah;

2. Membina budaya keshalihan (keshalihan individual dan keshalihan sosial) dan budaya kepakaran (aksetisme intelektual) di kalangan santri dan masyarakat;

3. Mengembangkan budaya prestasi dan sikap produktif di kalangan santri dan masyarakat;

4. Mengembangkan dan melestarikan ilmu-ilmu bahasa Arab dan ilmu-ilmu agama Islam yang tertuang dalam kitab-kitab kuning dan literatur-literatur modern; dan

5. Mendukung, melaksanakan, dan mengamankan pembangunan nasional di segala bidang secara proaktif, dinamis, ikhlas dan bertanggung jawab.

Lima misi Pesantren Darussalam itu mencerminkan watak kemodernan, tetapi tetap mengakar pada ajaran dan tradisi Islam. Dengan kata lain, sistem pendidikan modern yang dikembangkan tidak terlepas dari ajaran Islam serta tetap berpijak kekayaan dan khazanah intelektual Islam Klasik.

Berpegang pada Motto

Motto Pondok Pesantren Darussalam adalah berupaya membangun muslim moderat, mukmin demokrat dan muhsin diplomat.

Muslim moderat adalah sosok manusia muslim yang dapat bersikap luwes, tenggang rasa, bersolidaritas etis dan sosial, hormat pada sesama, jauh dari sikap angkuh, congkak, dan ingin menang sendiri.

Mukmin demokrat adalah sosok manusia beriman yang berakar ke bawah dan berpucuk ke atas. Pada saat dia di panggung kekuasaan dia tidak melupakan rakyat yang telah membesarkannya; dan pada saat dia turun dari panggung kekuasaan dan harus kembali kepada rakyat, dia tidak putus semangat dan tidak patah harapan.

Muhsin diplomat adalah sosok manusia yang mencintai kebajikan, keindahan, sopan santun, dan berakhlak mulia. Ia akan selalu mengedepankan sifat-sifat yang baik dan terpuji dalam menghadapi berbagai persoalan hidup dan kehidupan.

Menggapai Tujuan Masa Depan

Pesantren Darussalam mengakui bahwa tujuan pendidikan yang ingin diraih belum sepenuhnya tercapai. Namun dengan semangat yang bergelora, Pesantren Darussalam terus berusaha mewujudkan tujuan pendidikannya, yaitu menghasilkan santri yang berkualitas tinggi, yaitu santri yang:

1) Berjiwa Islam, berwawasan kebangsaan, dan berkepribadian utuh;

2) Bersifat terbuka dan tanggap terhadap perkembangan ilmu-ilmu bahasa Arab dan ilmu-ilmu agama Islam, terhadap kemajuan iptek dan terhadap masalah yang dihadapi masyarakat;

3) Menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya sesuai dengan bidang keahliannya dalam kegiatan produktif dan pelayanan kepada masyarakat;

4) Menguasai dasar-dasar ilmu agama Islam beserta metodologi bidang keahliannya sehingga mampu memahami, menjelaskan dan merumuskan cara penyelesaian masalah yang ada di dalam kawasan keahliannya, serta mampu berpikir, bersikap dan bertindak sebagai ilmuwan Islam sekaligus ulama waratsatul anbiya.

Untuk mencapai tujuan tersebut, upaya perbaikan dan penyempurnaan penyelenggaraan pendidikan terus dilakukan, mulai dari peningkatan sumber daya manusia, peningkatan sarana dan prasarana, perbaikan dan penyempurnaan kurikulum pendidikan, pembukaan program pendidikan baru, hingga peningkatan kesejahteraan santri, guru, dosen dan karyawan lain.

Dewan guru Pesantren Darussalam terdiri dari para ahli di bidangnya. Sebagian besar mereka adalah alumni Pesantren Darussalam, khususnya alumni IAID Darussalam, dan sebagian kecil berasal dari perguruan tinggi di Indonesia.

Pembinaan terhadap dewan guru dilakukan secara berkala dan terus-menerus, sehingga kemampuan dan kualitas sumber daya manusia dewan guru Pesantren Darussalam dari waktu ke waktu selalu meningkat.

Salah satu upaya yang dipandang amat penting dalam rangka meraih tujuan pendidikan di Pesantren Darussalam adalah peningkatan staf pengajar (ustadz, guru atau dosen) melalui:

1) Pembinaan rutin intensif melalui kegiatan pengajian oleh Dewan Pengasuh, khususnya Bapak Pengasuh Pesantren;

2) Pembinaan terhadap staf pengajar junior melalui kegiatan Ma’had Aly (pesantren tinggi) yang para pengajarnya terdiri dari staf pengajar senior;

3) Pengiriman staf pada kegiatan-kegiatan pelatihan, kursus, seminar, loka karya dan lain-lain;

4) Pengiriman staf pengajar untuk mengikuti pendidikan lanjutan, terutama program Pascasarjana dan Doktoral.

Melalui upaya-upaya tersebut diharapkan staf pengajar Pesantren Darussalam dapat terus meningkatkan kemampuan dan kualitas sumber daya manusianya, serta tidak tertinggal dari berbagai informasi dan perkembangan kontemporer.

Kegiatan Pengajian Kitab

Kegiatan pengajian di Pesantren Darussalam adalah kegiatan yang paling utama selain kegiatan pembelajaran di sekolah/ madrasah. Kegiatan pengajian ini dilaksanakan setelah shalat subuh (ba’da shubuh), setelah shalat ashar (ba’da ashar), setelah shalat maghrib (ba’da maghrib), dan setelah shalat isya (ba’da isya).

Materi dan kitab yang dikaji dalam kegiatan pengajian ini terdiri dari kitab-ktiab Islam klasik dan kitab Islam kontemporer, mulai dari materi Qur’an, Hadits, Tauhid, Akhlak, Fiqh-Ushul Fiqh, dan Ilmu Tata Bahasa Arab (Nahwu, Sharaf dan Balaghah)

Kitab-kitab yang digunakan dalam kegiatan pengajian ini meliputi:

1. Tafsir Qur’an (Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir al-Maraghi)

2. Hadits (al-Arba’in an-Nawawiyah, Bulughul Maram, Subulus Salam, Shahih Bukhari)

3. Tauhid (Jawahirul Kalamiyah, Fathul Majid)

4. Akhlak (Akhlak lil Banin/Banat)

5. Fiqh/Ushul Fiqh (Fath Qarib, Kifayatul Ahyar, Fiqhus Sunnah, Bidayatul Mujtahid, al-Fiqh ‘ala Madzhabil Arba’ah, dan lain-lain)

6. Nahu (Nahwul Wadih, al-Jurumiyah, Mutammimah al-Jurumiyah, Alfiyah Ibn Malik, Mugni Labib)

7. Sharaf (Matan Bina, al-Amtsilah at-Tashrifiyah, al-Kailany)

8. Balaghah (Balaghatul Wadhihah, ‘Uqudul Juman)

Materi-materi pengajian ktiab tersebut dikelompokkan ke dalam tingkat pengajian, mulai dari Tamhidy, Ibtida’i, Wustha dan ‘Ulya.

Sedangkan untuk mendidik dan mengembangkan kader calon ulama, di pondok pesantren ini didirikan Ma’had Aly Darussalam (MAD)

Pendidikan Formal untuk Santri

Sampai saat ini lembaga pendidikan formal mulai dari Taman Kanak-kanak hingga Perguruan Tinggi sudah ada di Pesantren Darussalam. Lembaga pendidikan formal yang sudah ada itu seluruhnya bercorak keislaman. Namun demikian, Pesantren Darussalam juga memiliki rencana (blue print) untuk penyelenggaraan pendidikan formal umum (SLTP Plus, SMU Plus, dan Perguruan Tinggi Plus) yang bercorak keislaman.

Lembaga-lembaga pendidikan formal yang sudah itu meliputi :

1. Raudhatul Athfal (RA) setingkat Taman Kanak-kanak

2. Madrasah Ibtidaiyah (MI) setingkat Sekolah Dasar

3. Madrasah Tsanawiyah Darussalam (MTsD)

4. Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Darussalam

5. Madrasah Aliyah Keagamaan Negeri (MAKN) Darussalam

6. Ma'had Aly Darussalam (MAD)

7. Institut Agama Islam Darussalam (IAID), terdiri dari:

a. Fakultas Syari'ah

- Jurusan Ahwal as-Syakhsiyyah

- Jurusan Jinayah Siyasah

b. Fakultas Tarbiyah

- Jurusan Pendidikan Agama Islam

- Jurusan Pendidikan Bahasa Arab

c. Fakultas Dakwah

- Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam

- Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam

d. Program Diploma II

- PGTK/RA

- PGSD/MI

e. Program Pascasarjana (S2)

- Program Studi Pendidikan Islam

Dari keseluruhan lembaga pendidian para santri Darussalam berasal dari berbagai wilayah di Tanah Air, yaitu:

1. Jawa Barat

2. DKI Jakarta

3. Banten

4. Jawa Tengah

5. DI Yogyakarta

6. Jawa Timur

7. Sumatera

8. Bali

9. NTT

10. Kalimantan

11. Sulawesi

12. Papua

13. dan lain-lain.

Kesibukan Santri Sehari-hari

Aktivitas santri sehari-hari di Pesantren Darussalam nyaris tanpa henti, mulai dari pagi hingga malam hari. Aktivitas dan kesibukan santri sehari-hari dapat dilihat pada jadwal harian (daily activities) berikut ini:

Aktivitas keseharian santri Darussalam

Jam

Kegiatan

03.00

03.00-04.00

04.00-06.00

06.00-07.00

07.00-13.30

14.00-17.00

17.30-18.30

18.30-31.00

21.00-23.00

23.00-03.00

Bangun pagi

Qiyamul lail

Shalat Shubuh dilanjutkan dengan Kuliah Shubuh

Makan Pagi, Olahraga dan persiapan ke sekolah

Belajar di madrasah

Kegiatan terjadwal rutin (pengajian kitab klasikal, pengajian intensif atau tutorial, pelatihan computer) dan terjadwal insidental (Pramuka, Paskibra, olahraga, pelatihan musik dan lain-lain

Berjamaah Maghrib dan Kuliah Umum

Kegiatan pengajian ktiab

Menghafal

Istirahat

Catatan:

Selain jadwal rutin di atas, kegiatan-kegiatan insidental terjadwal pada hari-hari dan waktu-waktu tertentu

Aktivitas keseharian santri di dalam kampus yang begitu padat tidak saja berguna untuk melatih kedisiplinan santri, melainkan juga bermanfaat untuk lebih mengoptimalkan interaksi santri dengan santri, santri dengan para ustadz/ustadzah, dan santri dengan karyawan lainnya.

2 MANAJEMEN KELEMBAGAAN

Secara kelembagaan Pondok Pesantren Darussalam dikelola oleh suatu lembaga badan hukum yayasan, yaitu Yayasan Kesejahteraan Pendidikan Islam (YAKPI) al-Fadliliyah Darussalam Ciamis Jawa Barat, dengan akta notaries Rodiah Oetomo, S.H, tanggal 3 April 1973 Nomor 1, dan dikelola oleh suatu Badan Pengurus Yayasan.

Sistem pengkaderan pimpinan di Pesantren Darussalam didasarkan pada profesionalisme dan spesialisasi, yaitu suatu sistem pengkaderan yang menggunakan prinsip-prinsip profesionalisme, kemampuan, keahlian, tanpa tercerabut dari akar tradisi kepesantrenan. Sistem pengkaderan ini juga diarahkan pada kemandirian, yaitu pada millennium ke tiga nanti Pesantren Darussalam harus mampu memperlihatkan kemandiriannya dalam pengelolaan sumber dana dan sumber dayanya.

Sesuai dengan manajemen pesantren yang berorientasi kepada profesionalisme dan spesialisasi itu, maka pola kepemimpinan Pesantren Darussalam pada masa mendatang akan bersifat konvergensial, yaitu di satu sisi tetap mempertahankan figur sentral seperti yang dianut saat ini, tetapi di sisi lain akan bersifat kolekitif-kolegial.

Konsep kepemimpinan kolektif-kolegial dengan pola figur sentral ini mempunyai arti bahwa dalam menjalankan tugas kepesantrenan sehari-hari antara satu pimpinan dengan pimpinan yang lain harus erat, akrab, penuh tanggung jawab, dan bersuasana kekeluargaan. Posisi, peran dan fungsi figur sentral pesantren adalah mengkoordinasikan, mengintegrasikan, mensinkronisasikan, dan mengendalikan seluruh kegiatan kepesantrenan beserta segenap lembaga-lembaga sub ordinat.

Dilihat dari sejarah berdiri dan sejarah kepemimpinan Pesantren Cidewa sampai dengan Pesantren Darussalam saat ini yang menganut dan mempertahankan tradisi nasab kekiyaian yang kuat, maka pola kepemimpinan kolektif kolegial dengan pola figur sentral bagi Pesantren Darussalam pada masa mendatang dipandang sangat cocok dan memenuhi aspek kepatutan dan keadilan.

Masalah ini perlu ditegaskan secara resmi oleh Pimpinan Pesantren Darussalam untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan, isu-isu, desas-desus, da bisik-bisik yang berkembang di masyarakat umum dan alumni tetang kepemimpinan Pesantren Darussalam pada masa mendatang. Di samping itu, juga untuk menghindari persaingan pengaruh yang tidak sehat dan ambisi-ambisi pribadi yang ahistoris di kalangan Keluarga Besar Pesantren Darussalam.

Pada pola kepemimpinan Pesantren Darussalam menganut sistem lima lapis yang bersifat hierarkis-proporsional, yaitu:

a. Lapis pertama adalah majelis atau Dewan Pengasuh yang merupakan pimpinan tertinggi di lingkungan Pesantren Darussalam, yang terdiri atas:

1) Pengasuh

2) Wakil pengasuh

b. Lapis kedua adalah Dewan Direktur, yang merupakan pembantu pengasuh dan merupakan komponen pimpinan Pesantren Darussalam.

c. Lapis ketiga adalah pimpinan subordinate yang merupakan pelaksana dan pembantu Majelis Pengasuh di Lembaga-lembaga Subordinat Formal, yang terdiri atas Rektor dan para Kepala Madrasah.

Manajemen pendidikan di Pondok Pesantren Darussalam, berprinsip pada kaidah: "Memelihara kebersihan lama yang baik dan mengambil pemikiran baru yang lebih baik."

Berdasarkan kaidah tersebut, Pesantren Darussalam seperti juga pesantren-pesantren lainnya tetap memelihara sistem pengajian sorogan (tutorial) dan pendalaman kitab-kitab kuning. Bersama dengan itu, sistem pendidikan modern pun digunakan seselektif mungkin.

3 SISTEM PENGAJIAN KITAB

Di beberapa pondok pesantren modern, sistem pengajian biasanya diselenggarakan dengan menggunakan sekolah/madrasah sebagai basisnya. Sekolah/madrasahlah yang dijadikan sebagai standar untuk menentukan kelas/kelompok pengajian, materi dan kitab pengajian, dan alokasi waktu pengajian.

Asumsi utama yang melandasi sekolah/madrasah sebagai basis pengajian di pesantren adalah adanya kepercayaan bahwa kemampuan santri untuk tingkat sekolah/madarasah tertentu memiliki sifat dan kemampuan yang relatif homogen; sehingga penentuan kelas/kelompok pengajian, materi dan kitab pengajian, dan alokasi waktu pengajian secara otomatis mengikuti kelas/tingkat sekolah/madrasah.

Dengan menjadikan sekolah/madrasah sebagai basis pengajian, maka:

1. Penentuan kelas/kelompok pengajian relatif lebih mudah,

2. Penentuan materi dan kitab standar dapat diseragamkan,

3. Kebutuhan akan tenaga pengajar (asatidz) tidak terlalu banyak, karena dimungkinkan dibuatnya kelompok dengan jumlah peserta pengajian yang banyak, dan

4. Sistem evaluasi yang bersifat formal tidak membutuhkan waktu yang lama.

Namun demikian, seiring dengan perkembangan konsep dan paradigma pendidikan di mana model pembelajaran yang berlandaskan homogenitas peserta didik sudah mulai ditinggalkan dan mulai mengarah pada model pembelajaran berbasis individu- maka sejak tahun 2001, sistem pengajian kitab di Pondok Pesantren Darussalam dikelola dengan menjadikan kemampuan individu santri sebagai basisnya.

Hal itu disadari oleh suatu keyakinan bahwa model pembelajaran yang berlandaskan homogenitas peserta didik memiliki kelemahan cukup serius, yaitu kesulitan dalam mengukur perkembangan dan kemampuan peserta didik secara individual, sementara pengukuran perkembangan kemampuan berdasarkan kelas kurang dapat diandalkan.

Karena sesuai dengan tradisi pesantren, model pembelajaran yang berbasis individu sudah teruji (misalnya dalam penggunaan metode sorogan), dan dalam konteks Pondok Pesantren Darussalam model ini sangat memungkinkan, maka untuk lebih mengoptimalkan sistem pengajian pesantren dimulailah mengembangkan model pengajian yang berbasis individu, tanpa mereduksi sama sekali penggunaan sistem kelas/kelompok.

1. Asumsi Dasar

1) Setiap individu santri memiliki keunikannya masing-masing, baik yang dari aspek-aspek kognitif, arektif dan maupun aspek psikomotoriknya.

2) Kesamaan usia individu tidak secara otomatis menggambarkan adanya kematangan usia yang sama.

3) Sekelompok individu adalah kumpulan sifat, watak, dan kemampuan yang heterogen dan masing-masing memiliki sifat-sifat yang unit.

4) Daya tangkap dan daya serap terhadap materi pembelajaran masing-masing individu bersifat heterogen.

2. Pengelola

1) Penentuan tingkat pengajian didasarkan pada kemampuan individu, dan tidak didasarkan pada kelas sekolah/madrasah.

2) Tingkat pengajian terdiri dari tingkat persiapan (tamhidy), tingkat dasar (ibtida'i), tingkat menengah (wustha), dan tingkat tinggi ('ulya).

3) Setiap tingkat pengajian terdiri dari satu atau lebih kelompok pengajian, dan setiap kelompok tidak lebih dari 40 santri.

4) Penentuan materi pengajian didasarkan pada materi-materi standar sesuai dengan disiplin Al Quran, Al Hadits, Fiqh, Akidah, Akhlaq, Nahwu, Sharaf, dan Balaqhah.

5) Setiap kelas/kelompok pengajian terdiri dari individu-individu yang memiliki kemampuan kognitif, afektif, dan pasikomotorik yang relatif sama.

6) Adanya sistem evaluasi individu dilaksanakan secara berkala dan berkesinambungan, serta berdaya guna bagi penentuan kelas dan kenaikan tingkat.

7) Sistem rekrutmen santri didasarkan pada motivasi santri, baik motivasi memasuki Pondok Pesantren Darussalam maupun motivasi belajar.

8) Pemanfaatan waktu pengajian secara efektif dan efisien.

3. Kurikulum Pengajian

Kurikulum pengajian disesuaikan dengan masing-masing tingkat pengajian dan mengacu kepada kitab-kitab standar masing-masing disiplin.

TINGKAT TAMHIDY

Tujuan Meletakkan dasar ke arah kemampuan penguasaan baca tulis Al Quran, bacaan shalat, doa, pemahaman dasar-dasar akidah, dan akhlak sehari-hari kepada orang tua.

Target 1. Mampu membaca dan menulis Al Quran.

2. Dapat menghafal bacaan-bacaan dalam shalat.

3. Dapat menghafal doa-doa utama

4. Mampu menghafal Asma al-Husna dan sifat-sifat bagi Allah.

5. Mampu mendeskripsikan keharusan berakhlak mulia kepada orang tua.

Materi 1. Bimbingan belajar baca Al Quran metode Iqra.

2. Bimbingan menghafal doa'doa shalat

3. Bimbingan praktek ibadah

4. Bimbingan hafalan Asma al-husna dan sifat-sifat bagi Allah.

5. Bimbingan dan nasihat tentang akhlak yang mulia kepada orang tua.

Kitab 1. Belajar Al Quran dengan metode Iqra

pegangan 2. Tuntunan shalat Rasulullah

santri 3. Kumpulan doa-doa utama

Kitab 1. Belajar Al Quran dengan metode Iqra

pengangan 2. Tuntunan shalat Rasulullah

ustadz 3. Kumpulan doa-doa utama

4. Kitab Jawahir Al Kalamiyah

5. Kitab A lAkhaq li al-Banin/Banat

Kualifikasi 1. Memiliki motivasi untuk belajar (pokok)

siswa 2. Memiliki motivasi memasuki Pesantren Darussalam

3. Kemampuan intelektual ≥ rata-rata

Kualifikasi 1. Memiliki kemampuan baca tulis Arab secara memadai

2. Memahami dan dapat mengaplikasikan metode belajar Iqra

3. Berkepribadian dewasa, terutama dalam melaksanakan fungsinya sebagai orang tua, in loco parentis, bagi murid-muridnya.

4. Mandiri (independent judgment), terutama dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan pembelajaran dan pengelolaan kelas.

5. Penuh rasa tanggung jawab, mengetahui fungsi, tugas dan tanggung jawabnya sebagai pendidik, guru dan pelatih serta mampu memutuskan sesuatu dan melaksanakan tugasnya sesuai dengan tugas, fungsi dan tanggung jawabnya, tidak menyalahkan pihak lain dalam memikul konsekuensi dari keputusannya terutama yang berkaitan dengan pembelajaran dan pengelolaan kelas.

6. Berwibawa, mempunyai kelebihan terhadap murid-murdinya terutama dalam penguasaan materi pelajaran dan keterampilan mengerjakan sesuatu dalam pembelajaran dan pengelolaan kelas.

7. Berdisiplin, mematuhi ketentuan peraturan dan tata tertib sekolah dan kelas.

8. Berdedikasi, memperlihatkan ketentuan dalam melaksanakan tugas membimbing, mengajar dan melatih murid-muridnya, sebagai pengabdian atau ibadah.

TINGKAT IBTIDA'IY

Tujuan Santri memahami dan menguasai dasar-dasar ilmu nahwu dan sharaf dan dapat mengaplikasikannya; memahami tata cara shalat wajib dan sunah dengan dalil-dalil/dasar-dasarnya, memahami akidah ahlussunnah wal jamaah, dan akhlak sehari-hari.

Target 1. Mampu memahami dan mengaplikasikan kitab Jurumiyah.

2. Mampu memahami dan mengaplikasikan kitab Matan Al Bina.

3. Dapat membaca dan memahami kitab Fath Al Qarib.

4. Dapat membaca dan memahami kitab Jawahir Al Kalamiyah.

5. Dapat membaca dan memahami kitab Al Akhlaq li Al Banin/Banat.

Materi 1. Pengajian klasikal dan pembahasan kitab Jurumiyah.

2. Pengajian klasikal dan pembahasan kitab Matan Al Bina.

3. Membimbing dalam membaca kitab Amtsilah At Tashrif

4. Pengajian klasikal dan pembahasan kitab Fath Al Qarib.

5. Pengajian klasikal dan pembahasan kitab Jawahir Al Kalamiyah.

6. Pengajian klasikal dan pembahasan kitab Al Akhlaq li Al Banin/Banat.

Kitab 1. Kitab Jurumiah

pegangan 2. Kitab Matan Al Bina dan Amtsilah At Tashrif.

santri 3. Kitab Fath Al Qarib.

4. Kitab Jawahir Al Kalamiyah.

5. Kitab Al Akhlaq li Al Banin/Banat

Kitab 1. Kitab-kitab yang menjadi pengangan santri

pengangan 2. Kitab Kifayatul Al Ahyar

ustadz 3. Kitab Fiqh Sunnah

4. Kitab Fath Al Majid

Kualifikasi 1. Mampu membaca dan menulis Al Quran (pokok)

siswa 2. Dapat menghafal bacaan-bacaan dalam shalat

3. Dapat menghafal doa-doa utama

4. Mampu menghafal Asma Al Husna dan sifat-sifat bagi Allah.

5. Mampu mendeskripsikan keharusan berakhlak mulia kepada orang tua.

Kualifikasi 1. Memiliki kemampuan memahami dan mengaplikasikan Ilmu Nahwu dan Sharaf, yang dibuktikan dengan kemampuan membaca kitab klasik (gundul) sesuai dengan kaidah bahasa Arab yang benar.

2. Berkepribadian dewasa, terutama dalam melaksanakan fungsinya sebagai orang tua, in loco parentis, bagi murid-muridnya.

3. Mandiri (independent judgment), terutama dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan pembelajaran dan pengelolaan kelas.

4. Penuh rasa tanggung jawab, mengetahui fungsi, tugas dan tanggung jawabnya sebagai pendidik, guru dan pelatih serta mampu memutuskan sesuatu dan melaksanakan tugasnya sesuai dengan tugas, fungsi dan tanggung jawabnya, tidak menyalahkan pihak lain dalam memikul konsekuensi dari keputusannya terutama yang berkaitan dengan pembelajaran dan pengelolaan kelas.

5. Berwibawa, mempunyai kelebihan terhadap murid-murdinya terutama dalam penguasaan materi pelajaran dan keterampilan mengerjakan sesuatu dalam pembelajaran dan pengelolaan kelas.

6. Berdisiplin, mematuhi ketentuan peraturan dan tata tertib sekolah dan kelas.

7. Berdedikasi, memperlihatkan ketentuan dalam melaksanakan tugas membimbing, mengajar dan melatih murid-muridnya, sebagai pengabdian atau ibadah.

TINGKAT WUSTHA

Tujuan Santri memahami dan menguasai dasar-dasar ilmu nahwu dan sharaf dan dapat mengaplikasikannya; memahami fiqh ibadah dan muamalah; memahami akidah ahlussunah wal jamaah dan dapat membedakan dengan aliran-aliran yang lainnya, dan memahami akhlak Rasulullah SAW dalam kehidupan sehari-hari.

Target 1. Mampu memahami dan mengaplikasikan kitab Mutamimah Al Jurumiyah.

2. Mampu memahami dan mengaplikasikan kitab Al Kailani.

3. Dapat membaca dan memahami kitab Kifayatul Al Akhyar.

4. Dapat membaca dan memahami kitab Fath Al Majid.

Materi 1. Pengajian klasikal dan pembahasan kitab Muamimah Al Jurumiyah.

2. Pengajian klasikal dan pembahasan kitab Al Kailani.

3. Pengajian klasikal dan pembahasan kitab Kifayatul Al Akhyar.

4. Pengajian klasikal dan pembahasan kitab Fath Al Majid.

Kitab 1. Kitab Mutamimah Al Jurumiah

pegangan 2. Kitab Al Kailani

santri 3. Kitab Kifayatul Al Akhyar

4. Kitab Fath Al Majid.

Kitab 1. Kitab-kitab yang menjadi pegangan santri

pengangan 2. Kitab Bidayah Al Mujtahid/Al Fiqh 'ala Mazahib Al Arbaah

ustadz 3. Kitab Al Ibanah 'an Ushul Ad Diyanah.

Kualifikasi 1. Mampu membaca dan menulis Al Quran (pokok)

siswa 2. Mampu memahami dan mengaplikasikan kitab Jurumiyah (Pokok).

3. Dapat membaca dan memahami kitab Fath Al Qarib.

4. Dapat membaca dan memahami kitab Jawahir Al Kalamiyah

5. Dapat membaca dan memahami kitab Al Akhlaq li Al Banin/ Banat.

Kualifikasi 1. Memiliki kemampuan memahami dan mengaplikasikan kitab Al Fiyah Ibnu Malik, yang dibuktikan dengan kemampuan membaca kitab klasik (gundul) sesuai dengan kaidah bahasa Arab yang benar.

2. Berkepribadian dewasa, terutama dalam melaksanakan fungsinya sebagai orang tua, in loco parentis, bagi murid-muridnya.

3. Mandiri (independent judgment), terutama dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan pembelajaran dan pengelolaan kelas.

4. Penuh rasa tanggung jawab, mengetahui fungsi, tugas dan tanggung jawabnya sebagai pendidik, guru dan pelatih serta mampu memutuskan sesuatu dan melaksanakan tugasnya sesuai dengan tugas, fungsi dan tanggung jawabnya, tidak menyalahkan pihak lain dalam memikul konsekuensi dari keputusannya terutama yang berkaitan dengan pembelajaran dan pengelolaan kelas.

5. Berwibawa, mempunyai kelebihan terhadap murid-murdinya terutama dalam penguasaan materi pelajaran dan keterampilan mengerjakan sesuatu dalam pembelajaran dan pengelolaan kelas.

6. Berdisiplin, mematuhi ketentuan peraturan dan tata tertib sekolah dan kelas.

7. Berdedikasi, memperlihatkan ketentuan dalam melaksanakan tugas membimbing, mengajar dan melatih murid-muridnya, sebagai pengabdian atau ibadah.

TINGKAT 'ULYA

Tujuan Santri memahami dan mengaplikasikan ilmu tata bahasa Arab lanjutan dan metode-metode ilmu keislaman, dan ilmu-ilmu keislaman lian secara lebih lanjut.

Target 1. Mampu memahami dan mengaplikasikan kitab Al Fiyah Ibnu Malik.

2. Mampu memahami dan mengaplikasikan kitab Balaghah Al Wadhihah.

3. Mampu memahami dan mengaplikasikan kitab Ilm Ushul Al Fiqh (Abdul Wahab Khalaf).

4. Dapat membaca dan memahami kitab Mabahits fi Ulum Al Quran (Manna'u Al Qaththan).

5. Dapat membaca dan memahami kitab Ulum Al Hadits.

Materi 1. Pengajian klasikal dan pembahasan kitab Mutamimah Al Fiyah Ibnu Malik.

2. Pengajian klasikal dan pembahasan kitab Balaghah Al Wadhihah.

3. Pengajian klasikal dan pembahasan kitab Ilm Ushul Al Fiqh.

4. Pengajian klasikal dan pembahasan kitab Mabahits fi Ulum Al Quran.

5. Pengajian klasikal dan pembahasan kitab Ulum Al Hadits.

Kitab 1. Kitab Alfiyah Ibn Malik

pegangan 2. Kitab Balaghah Al Qadhihah.

santri 3. Kitab Ilm Ushul Fiqh

4. Kitab Mabahits fi Ulum Al Quran

5. Kitab Ulum Al Hadits.

Kitab 1. Kitab-kitab yang menjadi pengangan santri

pengangan 2. Kitab Uqud Al Jum'an

ustadz 3. Kitab Ushul Fiqh (Abu Zahrah)

4. Kitab Manahil Al Irfan

Kualifikasi 1. Mampu memahami dan mengaplikasikan kitab Mutamimah Al Jurumiyah (pokok)

siswa 2. Mampu memahami dan mengaplikasikan kitab Kailani.

3. Dapat membaca dan memahami kitab Kifayatul Al Akhyar.

4. Dapat membaca dan memahami kitab Al Fath Al Majid.

Kualifikasi 1. Memiliki kemahiran dalam menguasai ilmu-ilmu tata bahasa Arab (Nahwu, Sharaf dan Balaghah), Ushul Fiqh, Ulum Al Quran, dan Ulum Al Hadits.

2. Berkepribadian dewasa, terutama dalam melaksanakan fungsinya sebagai orang tua, in loco parentis, bagi murid-muridnya.

3. Mandiri (independent judgment), terutama dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan pembelajaran dan pengelolaan kelas.

4. Penuh rasa tanggung jawab, mengetahui fungsi, tugas dan tanggung jawabnya sebagai pendidik, guru dan pelatih serta mampu memutuskan sesuatu dan melaksanakan tugasnya sesuai dengan tugas, fungsi dan tanggung jawabnya, tidak menyalahkan pihak lain dalam memikul konsekuensi dari keputusannya terutama yang berkaitan dengan pembelajaran dan pengelolaan kelas.

5. Berwibawa, mempunyai kelebihan terhadap murid-murdinya terutama dalam penguasaan materi pelajaran dan keterampilan mengerjakan sesuatu dalam pembelajaran dan pengelolaan kelas.

6. Berdisiplin, mematuhi ketentuan peraturan dan tata tertib sekolah dan kelas.

7. Berdedikasi, memperlihatkan ketentuan dalam melaksanakan tugas membimbing, mengajar dan melatih murid-muridnya, sebagai pengabdian atau ibadah.

Kegiatan pendidikan dan pengajian di Pondok Pesantren Darussalam memiliki cirri khusus, diantaranya :

1) Takhashshus, yakni penekanan pada bidang Nahwu/Sharaf (Tata bahasa Arab), Fiqh dan ushul Fiqh serta khazanah ilmu-ilmu klasik lainnya.

2) Integralitas, yakni penggabungan antara sistem pendidikan pondok pesantren (salafy) dengan sistem pendidikan formal.

3) Moderasi dan tasamuh dalam pengamalan keagamaan, dimana Pondok Pesantren Darussalam tidak berafiliasi kepada organisasi keagamaan tertentu dan daham keagamaan tertentu, kecuali komitmennya kepada khiththah "kembali kepada Al Quran dan Sunnah Rasulullah".

4) Keterbukaan dalam menyerap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern.

Sistem evaluasi dan ujian pengajian di Pondok Pesantren Darussalam terdiri dari tiga jenis, yaitu :

1. Ujian Awal dilakukan pada saat penjaringan/rekrutmen santri baru.

2. Ujian Tengah Semester dilakukan pada pertengahan semester dan bertujuan untuk mengetahui perkembangan kemampuan santri.

3. Ujian AKhir Semester dilakukan pada akhir setiap tahun ajaran, dan bertujuan untuk menentukan naik-tidaknya santri ke jenjang tingkatan selanjutnya.

4 PENDIDIKAN PRASEKOLAH, DASAR DAN MENENGAH

Pendidikan formal untuk tingkat dasar dan menengah di lingkungan Pondok Pesantren Darussalam terdiri atas :

1. Raudhatul Atfal (RA)

Lembaga ini setingkat dengan Taman Kanak-Kanak. Lembaga ini merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang didirikan Pondok Pesantren Darussalam.

2. Madrasah Ibtidaiyah (MI)

Setingkat dengan Sekolah Dasar (SD) berdiri pada tahun 1954.

3. Madrasah Tsanawiyah (MTsD)

Madrasah Tsanawiyah Darussalam yang didirikan pada tahun 1968 adalah lembaga pendidikan formal setingkat dengan SLTP.

4. Madrasah Aliyah Negeri (MAN)

Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Darussalam adalah lembaga formal setingkat dengan SMA. Berdiri 1969 dan saat ini memiliki dua program pendidikan, yaitu Program Umum dan Program Keagamaan.

5. Madrasah Aliyah Darussalam (MAD)

Yaitu lembaga pendidikan swasta setingkat SMA yang khusus mengelola Program Keagamaan. Berdiri tahun 1955.

6. Sekolah Menengah Atas Plus (SMA-Plus)

Adalah lembaga pendidikan formal swasta yang khusus mengelola program pendidikan menengah umum, yang didirikan pada tahun 2001.

Seluruh lembaga pendidikan formal tingkat dasar dan menengah tersebut memiliki visi pokok untuk mewujudkan warga belajar yang beriman dan bertakwa; menjunjung tradisi berprestasi, professional dalam layanan; serta mengantar peserta didik memuncaki kemuliaan hidup dan kebahagiaan masa depan.

Untuk mencapai visi tersebut, lembaga pendidikan formal tingkat dasar dan menengah mengemban misi : (1) melaksanakan pembinaan keimanan, ketaqwaan dan kemandirian kepada peserta didik; (2) menciptakan suasana kondusif dalam upaya mewujudkan manusia yang cerdas, terampil, trengginas, kreatif, inovatif, dan produktif melalui kegiatan pembelajaran yang efektif dan inovatif; (3) menumbuhkan minat dan motivasi peserta didik dengan mengoptimalkan teknik pembelajaran dan sumber belajar; (4) mengembangkan layanan profesinal dan manajemen yang terbuka dalam semangat kerja sama dan keteladanan guna meningkatkan prestasi kerja dan prestasi belajar peserta didik; (5) menyebarkan semangat demokrasi serta inovatif dalam mengantar peserta didik memuncaki prestasi, melambungkan daya juang bagi kemuliaan hidup dan kebahagiaan masa depan.

5 PENDIDIKAN TINGGI

Pendidikan Tinggi (PT) di Pondok Pesantren Darussalam berbentuk institut, dengan nama Institut Agama Islam Darussalam (IAID) yaitu Perguruan Tinggi Agama Islam yang menggabungkan pendidikan akademik dengan pendidikan kepesantrenan, yaitu Pondok Pesantren Darussalam.

Pendidikan Tinggi Islam yang lahir pada tanggal 1 Juni 1970 ini sejak lama dipercaya pemerintah dan masyarakat untuk mendidik calon-calon sarjana, ulama, cendikia, yang memiliki visi keislaman, keilmuan, kebangsaan dan kemasyarakatan.

Kepercayaan ini dibuktikan dengan jumlah ribuan alumni yang tersebar hampir di seluruh pelosok nusantara dalam berbagai peran dan kedudukan.

Pada awal berdirinya, IAID hanya memiliki satu fakutlas, yaitu Fakultas Syari'ah. Kemudian melalui usaha keras, saat ini telah ada empat fakultas, yaitu Syariah, Tarbiyah, Dakwah dan Ushuluddin; 3 program, yaitu Program D-2 PGTK/RA, Program D-2 PGMI/SD, dan Program Pascasarjana (S2).

IAID memiliki visi menghasilkan akademisi muslim yang memiliki ketajaman intelektual, ketanggungah iman, kepekaan nurani, dan kekuatan moral.

Untuk mencapai visi tersebut, misi yang diemban IAID adalah :

1. Melaksanakan pengajaran dan pengembangan ilmu dan nilai-nilai Islam.

2. Memelihara tradisi keilmuan Islam dan sekaligus mendorong pembaharuan pemikiran Islam.

3. Mengarahkan mahasiswa kepada pemilikan akhlak mulia, pemikiran rasional, analitis, berorientasi pada pemecahan masalah, dan berpandangan jauh ke depan.

4. Melaksanakan penelitian dalam rangka pengembangan keilmuan dan masyarakat.

5. Memberikan kontribusi dalam proses pembangunan, khususnya dalam kaitan dengan upaya memperkuat landasan sipiritual, moral dan etika pembangunan.

6. Memberikan kontribusi dalam upaya mewujudkan perdamaian dan kesejahteraan umat manusia.

Fakultas dan Program yang diasuk di IAID meluputi :

Fakultas/Program

Jurusan

Syari'ah (S1)

§ Al Ahwal Al Syakhshiyyah

§ Jinayah Siyasah

Tarbiyah (S1)

§ Pendidikan Agama Islam

§ Pendidikan Bahasa Arab

Dakwah (S1)

§ Komunikasi dan Penyiaran Islam

§ Bimbingan dan Penyuluhan Islam

Diploma-2

§ PGTK/RA

§ PTTK-SD/MI

Pascasarjana (S2)

§ Program Studi Pendidikan Islam

Kegiatan pendidikan di IAID didukung oleh sumber daya manusia yang terdiri dari Dosen Tetap sebanyak 25 orang (Guru Besar = 1 orang; S3 = 5 orang; S2 = 7 orang; dan S1 = 12 orang) dan Dosen Tidak Tetap sebanyak 33 orang (Guru Besar = 8 orang; S3 = 2 orang; S2 8 orang; dan S1 = 15 orang). Dari jumlah dan kualifikasi tersebut, terlihat kekuatan sumber daya dosen di IAID. Dengan demikian proses pembimbingan kepada mahasiswa akan lebih efektif.

Dengan pemikiran bahwa perbaikan dan pembenahan segala sisi kehidupan IAID, tidak akan ada artinya apabila tidak disertai dengan peningkatan kualitas kinerja sumber daya manusianya. IAID mempunyai sumber daya manusia yang besar dari segi kuantitas, dan juga kualitasnya pun memadai. Namun tanpa ada upaya yang memadai, maka kinerjanya juga tidak menjadi optimal. Oleh karena itu dipandang perlu adanya peningkatan agar kinerja tenaga edukatif optimal. Upaya ini dilakukan dengan cara menyekolahkan dosen-dosen tetapnya ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Untuk meningkatkan jumlah dan mutu karya akademik dosen, disediakan Jurnal Ilmiah TAJDID yang telah memiliki ISSN: 0854-9850, dan telah terakreditasi oleh Dirjen Dikti Departemen Pendidikan Nasional RI. (SK Dirjen Dikti Nomor 342/D3/U/2003.

Kurikulum pendidikan di IAID ditetapkan berdasarkan visi dan kebutuhan masyarkaat sebagai stakeholders utama. Oleh karena itu, struktur kurikulum ditetapkan dengan prinsip keluasan, kedalaman dan koherensi, sehingga bidang ilmu yang terkait dengan pendidikan agama Islam diperluas dan diperdalam secara koheren. Hubungan antara MKU, MKDK, MKK dan MKP disusun sedemikian rupa sehingga keempat kelompok tersebut menecerminkan bidang pendidikan agama Islam secara utuh.

Bedasarkan kurikulum yang ditetapkan, maka lulusan IAID diharapkan memiliki 4 kompetensi pokok, yaitu (1) pengetahuan dan pemahaman (knowledge and understanding); (2) keterampilan (skill); (3) kemampuan dan kesanggupan (ability/capability); dan (4) sikap (attitude).

Dengan semakin luasnya kesempatan bagi PT untuk menyusun kurikulum, maka kurikulum lockal IAID ditetapkan sebanyak 40 %. Penetapan kurkulum lokal ini didasarkan pada pertimbangan kebutuhan masyarakat di sektiar Kabupaten Ciamis serta kepentingan internal IAID yang berada di lingkungan pondok pesantren.

Masalah pokok yang dihadapi dalam rangka mengembangkan kurikulum sesuai visi, misi, sasaran, dan tujuan IAID adalah masalah eksternal yaitu pengembangan dispilin ilmu di lingkungan Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI) yang belum mengacu pada paradigma pengembangan ilmu, baik aspek ontology, epistemology maupun aksiologinya. Ada kecenderungan bahwa pengembangan pendidikan di lingkungan PTAI masih merujuk pada kebutuhan tenaga di lingkungan birokrasi Negara, sehingga kurikulum yang dikembangkan belum dapat menyentuh aspek filosofi ilmu. Meksipun ada kesempatan bagi PTAI untuk mengelola dan mengembangkan kurlok, tetapi terhambat oleh keterbatasan pustaka yang mutakhir. Oleh karena itu, diperlukan keseriusan Departemen Agama dalam merumuskan Kurikulum Nasional bagi PTAI.

Untuk mengembangkan mahasiswa agar sesuai dengan kompetensi yang diharapkan, mahasiswa IAID juga didorong untuk mengikuti kegiatan pengajian kitab Islam klasik (Kitab Kuning) di Pondok Pesantren Darussalam. Kegiatan pengajian yang dilaksanakan 2 kali dalam sehari ini dipandang amat membantu meningkatkan kemampuan memahami kitab-kitab Islam klasik yang selam ini menjadi rujuakn utama dalam setiap kajian Islam.

Dengan keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan kepesantrenan, maka tingkat efisiensi dan efektifitas pembelajaran, maka tingkat efisiensi dan efektifitas pembelajaran untuk mata kuliah-mata kuliah yang menggunakan pustaka utama berbahasa Arab menjadi lebih meningkat.

Strategi mengajar dan metode yang selama ini digunakan mengacu kepada teori dan konsep pembelajaran yang secara umum digunakan di perguruan tinggi. Namun demikian, metode mengajar yang telah lama digunakan di pondok pesantren juga digunakan, khsuusnya untuk mata kuliah yang menggunakan buku wajib berbahasa Arab.

6 PROGRAM PASCASARJANA

Program Pascasarjana (S-2) Program Studi Pendidikan Islam Institut Agama Islam Darussalam (IAID) memiliki visi menghasilkan akademisi muslim yang memiliki ketajaman intelektual, ketangguhan iman, kepekaan nurani, dan kekuatan moral.

Untuk menggapai visi tersebut, Program Pascasarjana (S2) IAID mengemban misi :

1. Melaksanakan pengajaran dan pengembangan ilmu dan nilai-nilai Islam.

2. Melaksanakan kajian dan analisis kitab-kitab Islam, baik turats maupun ushry.

3. Memelihara tradisi keilmuan Islam dan sekaligus mendorong pembaharuan pemikiran Islam.

4. Melaksanakan Penelitian dalam rangka pengembangan keilmuan dan masyarakat.

5. Melaksanakan penelitian dalam rangka pengembangan keilmuan dan masyarakat.

6. Memberikan kontribusi dalam proses pembangunan, khususnya dalam kaitan dengan upaya memperkuat landasan spiritual, moral dan etika pembangunan.

7. Memberikan kontribusi dalam upaya mewujudkan perdamaian dan kesejahteraan umat manusia.

Sedangkan tujuan Program ini adalah untuk : (1) melakukan pengkajian dan analisis terhadap kitab-kitab Islam, baik klasik (turats) maupun kontemporer ('ushry); (2) melakukan pengkajian terhadap metodologi pemahaman dan substansi sumber-sumber ajaran Islam, khususnya masa lahir dan proses pembentukannya, serta dapat mengkaitkannya dengan lingkungan sosial, politik, ekonomi, budaya dan lain-lain; (3) penyadaran tentang sejarah pemikiran Islam, suatu hubungan dialektik antara normativitas ajaran dan historitas peradaban yang terjadi dan berlangsung dalam panggung sejarah umat Islam; (4) apresiasi terhadap khazanah budaya dan peradaban Islam; (5) penanaman semangat non sektarian dan pengembangan serta pemeliharaan ukhuwah Islamiyah yang berkonotasi dinamis dan kreatif; (6) pendalaman dan perluasan studi perbandingan aliran-aliran pemikiran dalam Islam, antara lain guna menghindari kecenderungan sikap anarkis dan eklusifistik; (7) pengkajian dan pendalaman terhadap pendidikan Islam yang diinspirasi antara lain oleh khazanah pemikiran Islam klasik sepanjang sejarah kelembagaan pendidikan Islam.

Program ini dapat diselesaikan selama 4 (empat) semester (3 semester kuliah efektif dan 1 semester penulisan tesis); dengan toleransi maksimal 10 (sepuluh) semester.

SMT

MATA KULIAH

KODE

SKS

I

1. Al Quran

MKDU

3

2. Hadits

MKDU

3

3. Sejarah Peradaban Islam

MKDU

3

4. Sejarah Pemikrian Islam

MKDK

3

5. Filsafat Ilmu

MKDU

3

6. Teori-teori Ilmu Sosial

MKDU

3

7. Ilmu Pendidikan

MKP

3

Jumlah

21

II

1. Epistemologi Kitab Klasik dan Kontemporer

MKP

2*)

2. Filsafat Pendidikan Islam

MKDK

3

3. Ilmu Pendidikan Islam

MKDK

3

4. Sejarah Pendidikan Islam

MKK

3

5. Manajemen Lembaga Pendidikan Islam

MKK

3

6. Metodologi Penelitian Pendidikan

MKDK

3

Jumlah

15

III

1. Studi Naskah Pendidikan Islam

MKK

3

2. Pengembangan Kurikulum Islam Islam

MKK

2

3. Problematika Pendidikan Islam Kontemporer

MKK

3

4. Bahasa Inggris

MKP

2*)

5. Bahasa Arab

MKP

2*)

Jumlah

8

IV

Tesis

MKK

6

TOTAL

50

Kompetensi yang diharapkan dari program ini adalah lahirnya Magister Agama yang memiliki :

1. Bidang Pengetahuan

a. Mempunyai pemahaman dan pengertian tentang dasar-dasar pendidikan Islam.

b. Mempunyai pemahaman dan pengertian tentang norma dan kaidah teori dan metodologi ilmu Pendidikan Islam.

c. Mempunyai pemahaman dan pengertian tentang perkembangan ilmu dan sistem pendidikan Islam.

2. Bidang Keterampilan

a. Terampil dalam menggali nilai-nilai universal keislaman dan kemanusiaan.

b. Terampil kedalam penerapan konsep dan teori atas fenomena pendidikan Islam.

c. Terampil dan peka dalam interpretasi teks, konteks, dan realitas umat.

3. Bidang Kemampuan dan Kesanggupan

1. Mampu mengidentifikasi, memformulasi, dan menyelesaikan permasalahan yang terkait dengan penerapan dan pengembangan ilmu pendidikan Islam.

2. Mampu merancang suatu penelitian bidang ilmu Pendidikan Islam.

3. Mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai dengan bidang ilmu-ilmu agama Islam.

4. Memiliki sikap dan tanggung jawab ilmiah.

7 MA'HAD ALY

Selain IAID, di Pondok Pesantren Darussalam juga didirikan Ma'had Aly Darussalam (MAD). Ma'had Aly Darussalam memiliki visi menghasilkan kader utama yang memiliki kemampuan memahami, menganalisis dan memecahkan pelbagai probem sosial keagamaan secara integratif, serta mampu menuangkannya dalam karya tulis.

Visi Ma'had Aly Darussalam tersebut dituangkan dalam misi yang terdiri dari : (1) melaksanakan pengajaran dan pengembangan ilmu-ilmu Islam; (2) melaksanakan kajian dan analisis kitab-kitab Islam, baik turats maupun 'ushry; (3) memelihara tradisi keilmuan Islam dan sekaligus melakukan pengembangan pemikiran Islam; (4) mengarahkan mahasantri kepada pemilikan akhlak mulia, pemikiran rasional, analitis, berorientasi pada pemecahan masalah, dan berpandangan jauh ke depan.

Kegiatan perkuliahan di Ma'had Aly Darussalam bertujuan untuk memberikan pengetahuan dasar, metode analissi serta penerapannya kepada mahasantri.

Untuk bisa menamatkan program ini, mahasantri harus menyelesaikan sebanyak 148 SKS, dengan perkiraan waktu selama enam semester.

Struktur kurikulum Ma'had Aly disetarakan dengan program Sarjana Strata Satu (S1), dimana jumlah SKS-nya berkisar antara 144 – 160 SKS. Struktur kurikulum secara proprosional terdiri dari 75 % ilmu-ilmu agama Islam dan 25 % ilmu-ilmu umum.

Kurikulum Program Ma'had Aly Pesantren Darussalam dibagi kepada tiga komponen :

1. Komponen Mata Kuliah Pengantar (MKPt)

2. Komponen Mata Kuliah Pokok (MKPk)

3. Komponen Mata KUliah Pelengkap (MKPI)

1. Mata Kuliah Pengantar (MKPt)

1.1 Nahawu

1.2 Sharaf

1.3 Ilmu Tafsir

1.4 Ilmu Hadits

1.5 Hadits

2. Mata Kuliah Pokok (MKPk)

2.1 Ushul Fiqh I

2.2 Ushul Fiqh II

2.3 Ushul Fiqh III

2.4 Fiqih Ibadah

2.5 Fiqh Muamalah I

2.6 Fiqh Muamalah II

2.7 Fiqh Munakahat

2.8 Fiqh Jinayah

2.9 Fiqh Siyasah

2.10 Fiqh Muqaran I

2.11 Fiqh Muqaran II

2.12 Fiqh Mawaris

2.13 Qawaid Fiqhiyyah

2.14 Ushul Fiqh Muqaran

2.15 Tarikh tasyri Al Islam

2.16 HIkmah At Tasyri wa Falsafatuh

2.17 Masail Fiqhiyyah Al Haditsah

2.18 Sistem Hukum di Indonesia

2.19 Pemikiran HUkum Islam di Indonesia

2.20 Pemikiran Modern dalam Isalm

2.21 Faslah Ilmu

2.22 Metodologi Studi Islam

2.23 Metodologi Penelitian

2.24 Karya Tulis Ilmiah

3. Mata Kuliah Pelengkap (MKPI)

3.1 Ilmu Balaghah

3.2 Ilmu Manthiq

3.3 Ilmu Tasawuf

3.4 Taknik Penulisan Karya Ilmiah

3.5 Ahlussunah Wal Jamah

3.6 Teori-teori Ilmu Sosial

3.7 Manajemen Pokok Pesantren

3.8 Wawasan Kelulamaan

Untuk menjadi mahasantri di Ma'had Aly Darussalam, seseorang haruas memenuhi syarat sebagai berikut :

1. Telah lulus serendah-rendahnya Madrasah Aliyah atau yang sederajat.

2. Lulus seleksi (Materi seleksi : Kifayat Al Alkhyar, Al Jurumiyah, dan Al Kaliani).

8 LEMBAGA PENUNJANG

Kegiatan para santri di Pesantren Darussalam sehari-hari di samping mengikuti kegiatan pengajian di pesantren dan kegiatan pembelajaran di madrasah, juga kegiatan-kegiatan lain yang bersifat intra kurikuler maupun eksta kulikuler. Itulah sebabnya para santri diberi keleluasan untuk mengikuti berbagai kegiatan ekstra, mulai dari kegiatan seni musik, senin beladiri, seni teater, olahraga, ketermpilan komputer, pramuka, pasikbra dan lain sebagainya. Hampir semua santri di Pesantren Darussalam mengikuti salah satu kegiatan ekstra tersebut di atas.

Untuk lebih menghidupkan suasana pendidikan dan kepesantrenan, di Pesantren Darussalam juga tersedia lembaga-lembaga pendukung, yang tidak saja dimanfaatkan oleh para santri dan alumni, tetapi juga oleh masyarakat. Fasilitas-fasilitas pendukung tersebut meliputi :

1. Majelis Taklim Darussalam (MTD), yang diarahkan untuk (1) meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap Al Quran dan Hadits secara mudah dan sederhana; (2) kemauan keras dan itikad baik masyarakat untuk mengamalkan ajaran-ajaran ahlussunah wal jamaah yang bersumber pada Al Quran dan Sunnah Rasul itu secara ikhlas, bertahap, dan berkesinambungan.

2. Majelis Mudzkarah Darussalam, yang bertujuan untuk meningkatkan : (1) kemampuan dewan guru dalam memahami dan memberikan solusi tentang masalah-masalah dan memberikan solusi tentang masalah-masalah keagamaan kontemporer, (2) kemampuan dewan guru dalam mempresentasikan tulisan-tulisan ilmiah tentang masalah-masalah keagamaan klasik (diakronik) dan kontemporer (sinkronik).

3. Pusat Informasi Pesantren, dengan program-program (1) penerbiatan buku-buku, jurnal-jurnal, bulletin, dan lain-lain dalam rangka melaksanakan pendidikan dan dakwah Islam, (2) penyaluran informasi pembangunan kepada santri dan masyarakat sekitar, (3) penyampaian aspirasi santri dan masyarakat kepada pemerintah tentang masalah-masalah pembangunan.

4. Ikatan Alumni Darussalam (IKADA), suatu ikatan yang bertujuan mengembangkan dan mewujudkan (1) alumni Darussalam yang berperstasi tinggi di bidang pekerjaannya masing-masing, mencitai agama, bangsa, dan negaranya, serta peduli terhadap almamaternya, (2) terbentuknya kekompakan, kesatuan, dan keutuhan alumni Darussalam yang peduli terhadap almamaternya, dan (3) tersebar meluasnya informasi mengenai Darussalam di kalangan masyarakat Indonesia.

5. Koperasi IKDAS, dengan program utama (1) terciptanya kesadaran penuh Keluarga Besar Darussalam untuk menjadi anggota koperasi, (2) terciptanya kesatuan ekonomi pesantren dengan mendayagunakan potenis-potensi ekonomi yang ada di lingkungan pesantren, yang diperuntukkan sebenar-benarnya bagi pembangunan Darussalam disegala bidang, (4) terwujdunya asas manfaat yang besar bagi kesejahteraan anggota koperasi.

6. Baitl Mal Wat tamwil, dengan kegiatan utama (1) meningkatkan kesejahteraan anggota, (2) memobilisasi simpanan anggota untuk didayagunakan untuk kepentingan usaha-usaha produktif dalam bentuk pembiayaan-pembiayaan, (3) menerima, mengelola dan menyalurkan dana-dana zakat.

7. Pusat Pelatihan Komputer (PPK) Darussalam, yang memiliki tujuan (1) terbentuknya masyarakat santri yang mengenal dan mengakrabi program-program komputer, (2) terciptanya kemudahan bagi Keluarga Besar Darussalam dalam kegiatan surat-menyurat, laporan, jurnal, majalah, makalah, skripsi, tesis, disertasi, dan lain-lain, (3) terciptanya efisiensi dan kecepatan dalam pengelolaan unit-unit adminisrasi kelembagaan. Pelatihan komputer di Pesantren Darussalam didukung oleh 20 unit komputer, berbasis windows, dengan berbagai program pelatihan mulai dari pengetikan dokumen, spreadsheet, desain web, grafis dan lain sebagainya.

8. Sanggar Seni Musik dan Beladiri yang dimaksudkan untuk melengkapi kegiatan santri sehari-hari yang banyak bergelut dengan ilmu-ilmu, sehingga para santri terhindar dari kejenuhan dan rutinitas. sanggar seni musik yang ada adalah Qasidah Al Wardah yang memfokuskan pada irama gambus dan padang pasir; Qadhisia Band yang mengembangkan irama musuk pop, rock, dan jazz yang bernuansa Islami, dan seni Nasyid Al Andalusi. Pengembangannya diarahkan pada penggalian seni musik Islami yang khas pesantren untuk memperkaya khazanah musik Indonesia. Sedangkan Sanggar Seni Beladiri yang ada adalah Saslaridha yang mengonsentrasikan diri pada seni olah pernapasan sebagai alat penyembuhan para penderita sakit dan juga alat untuk menjga kesehatan, serta utuk membela diri bila terjadi penyerangan. Pengembangannya diarahkan pada peningkatan derajat kesehatan santri sebagai upaya mencerdaskan dan menyejahterakan kehidupan mereka. Pengembangan Sangar Seni Musik dan Beladiri ini tentu saja disesuaikan dengan irama pembanguan Pesantren Darussalam. Artinya, fokus utama pendidikan pesantren adalah tafaqquhifiddin, sedangkan yang lain-lainnya (termasuk sanggar seni musik dan beladiri bersifat komplementer).

Selain lembaga-lembaga pendukung tersebut di atas, juga masih terseida fasilitas lainnya, seperti Warung Serba Ada (Waserda), Warung Telekomunikasi (Wartel), kantin santri, dan lain-lain.

Tidak ada komentar: